THOUSANDS OF FREE BLOGGER TEMPLATES

Sabtu, 29 November 2008

kisah cintaku

Di malam yang sesunyi ini
Aku sendiri
Tiada yang menemani
Akhirnya kini kusadari
Dia telah pergi
Tinggalkan diriku

(kini kau tlah pergi tinggalkanku)

Adakah semua kan terulang
Kisah cintaku yang seperti dulu
(mungkinkah terulang lagi)

Hanya dirimu yang kucinta dan kukenang
Di dalam hatiku (di dalam hatiku)
Takkan pernah hilang (takkan pernah hilang)
Bayangan dirimu untuk selamanya (selamanya)

Reff:
Mengapa terjadi (tlah terjadi)
Kepada dirimu (di dirimu)
Aku tak percaya kau telah tiada

Haruskah ku pergi tinggalkan dunia
Agar aku dapat berjumpa denganmu

Adakah semua kan terulang
Kisah cintaku yang seperti dulu
(mungkinkah terulang lagi)

Hanya dirimu yang kucinta dan kukenang
Di dalam hatiku (di dalam hatiku)
Takkan pernah hilang (takkan pernah hilang)
Bayangan dirimu untuk selamanya (selamanya)

by. Peterpan

Readmore.....

Rabu, 19 November 2008

mY FirSt nOvEl


Bab IV. aWaL keSedIhAN
Siang yang mendung saat ini menyaksikan rasa kesedihan dalam hati, mulut yang membisu rapat ini tak menunjukkan lara dan merananya hati dalam diri ini. Aku melihat Umi yang tak lagi mampu menahan timbunan air dalam matanya kini terkucur dan mengalir deras, mulutnya tak lagi bisa menutup isak tangis kesedihan. Abi, aku lihat beliau tetap tegar. Tak terkucur air sedikitpun dari matanya, beliau berdiri di samping Umi sambil memeluknya dengan ketenangan. Sebenarnya beliau juga tidak rela jauh dengan kenyataan yang kan dijalaninya tapi beliau harus rela karena dengan kerelaannya akan menumbuhkan ketenangan pada diri kaksaiful.
Aku berdiri tidak jauh jarakku dengan mereka, aku hanya bisa berdo’a dalam hati agar kakak kesayanganku sukses dengan ta’limnya di luar negeri dan selalu dilindungi Allah dalam setiap saat yang kian berlanjut. Mendung di langit hanya menyapanya dengan rindang dinginnya, ia tak mampu mencegahnya dengan deras hujan yang sewaktu ia jatuhkan. Desir angin menggoyangkan pepohonan depan rumah seakan mereka berlambai-lambai memberikan salam selamat pergi dengan penuh riang kesenangan dalam hati. Kakakku membantu sopir taksi memasukkan kopernya kedalam bagasi belakang taksi, seakan berat sekali ia memasukkan kopernya itu aku lihat. Setelah semua barangnya sudah memuat bagasi taksi, Ia berjalan menuju Umi berdiri dan mencium kakinya, lalu Umi mengangkat bahunya dan memeluknya dengan tangis Umi yang semakin menjadi-jadi. Beliau mencium wajah cakep kakakku dan aku melihat kaksaiful juga tidak bisa menahan rasa sedihnya menjauh dari UMi, air matanya menetes dan matanya pun memerah. Kemudian ia beranjak menuju Abi berdiri disamping UMi. Ia juga mencium kaki Abi dan Abi juga mengangkat bahunya dan memeluknya pula. Aku mendengar Abi memperingatkan kakakku agar ia menjaga dirinya dengan baik yang hampir tidak kudengar peringatannya itu. Aku menatap wajah Abi, belum jua mata Abi lembab dengan air mata, Beliau emang kuat menahan rasa yang terpendam walau itu berat merasakannya. Kak saiful menuju aku berdiri, kita saling bertatapan ia tersenyum bangga padaku dan akupun membalas senyumnya. Ia langsung memelukku dengan erat seraya berbisik “aku pergi ya?!” ia tertawa kecil dengan tangis yang belum terhenti. Mataku pun tak mampu menimbun sedikit kucuran air dalam mata, air mata sedih dan bangga padanya. Ia melepas tubuhku dari pelukannya dan tangannya memukul pundakku agar aku tetap kuat tanpa dirinya.
Dengan rasa berat yang bersemayam dalam hati kak saiful berpamitan dan menyalami kami. Kemudian ia menuju taksi yang diparkir di halaman rumah, Abi, Umi, dan aku mengikutinya dan ingin melepaskannya di pintu gerbang. Sengaja Abi tidak mengantarnya ke bandara, karena beliau takut Umi gak bisa menahan rasa sedihnya itu. Dan ternyata memang betul, keharuan itu terjadi dan menjadi-jadi pada Umi.
Kak saiful melambaikan tangan dari kaca mobil taksi yang belum tertutup, terakhir kalinya aku melihat wajah cerah itu berangkat jauh. Ia dan mobil taksi yang membawanya melaju jauh dan lenyap dari pandangan, seperti halnya bulan yang akan tertutup awan malam. Keindahannya dalam terang mengurang dikit demi sedikit dan ia pun tidak terang, merabuk dan gelap tertutup awan. Tapi yang indah itu masih ada disana, ia akan ku lihat di waktu yang berlanjut.

Readmore.....

Rabu, 12 November 2008

tAwAnYa yAnG Mnwan

Ada yang tertawa padaku dalam bayang, bayang semu yang ku tatap indah dengan dengan jelinya. seperti tawa bayi yang tak ku kenal maknanya. ia menterjemahiku dalam bait-bait kata yang ku persembahkan. tatapannya yang mendalam membuatku tertegun menikmati kebidadariannya yang terpancar yang membias hawa sejuk surga. tersenyumlah..........tertawalah......kan ku teliti gerakmu dengan setia.

Readmore.....