THOUSANDS OF FREE BLOGGER TEMPLATES

Minggu, 31 Mei 2009

Tangis Wajah Embun


by. Ahmad Fauzi
Seumpama pelangi itu terbang, menghiasi tabur tatapku memandang, mungkin engkau sepertinya. Sayang, pelangi itu tak bisa terbang, ia membujur kaku di pijakannya. Tapi ia adalah ia, ia yang mewarnai hidup dengan siluit keindahannya yang menawan. Yah, engkau masih sepertinya. Engkau yang indah, mengindahkan segala serpihan tatapku memandang.
Kau bahagia, kau tertawa, kau menangis dan kau sedih, aku hanya bisa menatapmu tanpa sesuatu yang bisa ku lukiskan untukmu, untuk kau perhatikan dariku. Seandainya adalah kata yang tak mungkin ku ucap lagi menerawang keindahanmu. Cabikan kata itu terlalu banyak membekas di eluh aura hati yang membesing curahan kasih dari cinta.

Readmore.....

Sembrononya Aku


Saat-saat indah, bahagia, resah, gundah, sedih pasti ada pada hidup manusia. Hanya orang bertakwalah yang wajar menghadapinya. Tangis bukan berarti sedih, juga bukan berarti senang ataupun bahagia tapi karena kodrat insan diciptakan hati.
Setiap orang tidak ingin dirinya merasa bimbang, sedih, salah, resah dan menjadi yang terpuruk. Semuanya mendambakan kenyamanan dan ketenangan hati, sesegar buah apel yang terpetik dari tangkainya.
Salah, tapi manusia salah. Ia melangkah sama sekali tidak pada kenyamanan hati yang diharap. Ia resah dan ia pun terpuruk pada jengkal langkah yang dipijak. Sebegitu sembronokah ia?????????
Uci

Readmore.....