THOUSANDS OF FREE BLOGGER TEMPLATES

Senin, 22 Juni 2009

The Writer

Penulis?? yah, dia penulis. writer, ia menyebutnya begitu. tapi benarkah ia seorang penulis yang benar menulis atau hanya leluconnya saja bermimpi sebagai seorang penulis besar yang namanya udah tenar di berbagai media.
Ah.......udahlah, kita jangan lihat dia n jangan mikir dia. Apa untungnya buat otak kita??? Biar dia menyebutnya begitu tanpa kita peduli, anggaplah ia gambar yang berpoles banyak warna yang mungkin tanpa sengaja kita melihatnya. Kita adalah kita, diri kita yang berkreasi, telitilah diri kita saja, apa yang kita perlukan dalam berkreasi. Itulah kita sang Creator.
Soal menulis seh emang sulit, kalo dipikirkan saja. Maunya menulis tapi gak nyetart-nyetart nulis, cuma ngena di ingin saja. Tapi kalo seumpama udah nekat sembarang apa yang mo ditulis, entah itu pengalaman cinta pribadi, diary, ato gampangnya daily routines. contohnya; dari pagi hari, apa yang kita kerjakan terus siang harinya kita pergi kemana n seterusnya sampai malam hari. pasti bisa dong kalo cuma kayak gitu. Emang sih kayak gak seru kalo cuma nulis kayak gitu, tapi apa boleh buat itu pelajaran pertama buat pelajaran menulis, dari pada gak nulis sama sekali.
Nah tulisan kita tu kan bisa dikembangkan nantinya, kalo kita udah nulisnya setiap hari sampek satu bulan pasti banyak tuh.........kalo setiap hari satu kertas berarti ada tiga puluhan kertas, wah.......tu dah modal pertama menjadi penulis besar.
Gak mau kan kita menjadi orang yang telat, terlambat, jadul dengan keinginan, n semacemnya. Nah kita harus semangat nulisnya dari sekarang, apa saja yang mungkin kita tulis, ngikut pikiran dah. Jangan niru orang yang menyebutnya penulis tapi gak nuis, n jangan pernah mengurusinya. biar pikiran kita gak berjibun dengan memikirkannya.
Mau kan nulis..........??? kayak andrea hirata, mau kan???
Berkaryalah dengan tulisan, indahkanlah sampul buku kita, indahkanlah pen kita agar kita kerasan nulisnya. ato kalo perlu, pennya tu dari pacar kita yang selalu menyemangati kita untuk nulis. ato sampul bukunya ada fotonya si dia. waduh, bisa juga tu menjadi penyemangat agar pikiran nulisnya terus mengalir.
Mulai sekarang, ambillah posisi untuk nyetart nulisnya ambil kertas dan pen, lalu duduk ato tiduran terus nulis dah, terserah mo nulis apaan.......... okey.
Menulislah selalu, Semoga sedikit menjadi inspirasi.
.

Readmore.....

Selasa, 16 Juni 2009

Kata??????????

Entah kata apa??? Yang mungkin ku tulis untuk sebuah surat yang tak pernah ku mengerti aapa itu surat???Dan aku mulai tahu, yah aku tahu kalau aku harus belajar, belajar, belajar, dan belajar.

Readmore.....

Senin, 15 Juni 2009

Sambung "Tangisku tuk Muhammad"

Astaghfirukan wa atubuilayka aku mohon ampunan atas dosa-dosa yang pernah hamba lakukan dan aku bertobat padamu. Suara tangisan hati itu tak bisa aku hilangkan dari rajut pikiran yang terselubung ini, dengan desah tangis perasaanku saat ini bisa mewakili tangis hati mereka. Mereka yang melarat, yang susah, yang payah, yang merasakan ketidak nyamanan dalam hidupnya karena keadaannya yang miskin. Tetesan air mata itu selalu terkucur saat sesuap demi sesuap nasi mereka nikmati, betapa dalam rasa sengsara yang mereka rasakan melihat nasi yang dinikmatinya itu tak pantas dimakan oleh orang tak terkecuali mereka. Nasi aking nasi yang sudah basi dimasak lagi untuk dimakan. Apalah keinginan hanya itu yang ada. Masyaallah, memang allah maha bijaksana dan sungguh bijak sabda nabi itu
Mereka yang menjadikan jembatan sebagai rumah tempat tinggal berdiam dan berkumpul dengan keluarganya, dan sebagian lainnya yang memiliki rumah yang tidak lagi utuh dan kuat. Mulut mereka tersenyum, tertawa tapi hati mereka sengsara. Cdan a keluarga merekapun sebagai penghibur lara hati yang mereka rasakan. Ibu bapak berharap agar anaknya esok menjadi anak yang berguna bagi orang lain dan bangsanya. Tapi kepedulian bangsa terhadap mereka?disebut wakil rakyat tapi tidak bisa mewakili inspirasi derita rakyat fakir miskin? Ya Allah apakah tiada dosa bagi pejanji-pejanji itu? Ya rab bukankah orang dhalim orang yang mengetahui tapi tidak membantunya dan orang yang mengaku sebagai pemimpin mereka? Aku memohon padamu atas nasib yang mereka alami. Berikanlah mereka sehat jasmani tubuh yang sehat, kekuatan tenaga untuk berkasab di jalanmu karena hanya anugerahmu itu saja yang mereka miliki. Dan berikanlah mereka kekuatan rohani keimanan yang teguh dalam menghadapi cobaan dan rintangan itu semua hingga tak goyah iman mereka.
Ya Allah ya Malikal Mulki pancarkan sinar keikhlasan itu dari hambamu yang sengsara ini, hambamu ini selalu mengharap cahaya Muhammad kekasihmu ada pada hamba dan umatnya yang sengsara ini, kami ingin rahmatmu yang agung itu, rahmat yang kau janjikan bagi mukmin yang sejati.
Memang kau berikan cobaan pada hamba-hambamu yang miskin ini lebih berat dari hamba-hambamu yang tamak. Tapi berikanlah kami, anugerahkah kami hati yang tenang, tidak gelisah, tidak takut, tidak sedih, tidak pesimis, dalam menghadapi semua persoalan. Surga yang mengalir dibawahnya sungguh indah hati hamba ini rasakan, urat-urat kecil, sel-sel dalam tubuh ini melonta-lonta ingin akan rasakan segar air surga yang penuh dengan nikmatmu itu. Jemari tangan ini ingin selalu memutar bundaran tasbih, mulut ini ingin selalu basah, tenggorokan pun rela mongering demi berdzikir padamu. Perut lapar tak terasa, tubuh yang lemah ini semangat dalam lingkupmu. Hati dan pikir yang kian memuncak tak bisa terbendung lagi ingin bersama kekasihmu Muhammad bertemu denganmu di taman yang kau ciptakan dengan beribu kenikmatan.
Ya malikal mulki dzal jalali wal ikrom yang memiliki tubuh ini. Tak kuasa hamba ini menghadapmu kala kami lupa padamu. Lupa atas segala nikmat yang kau anugerahkan tak ubahnya seperti anak durhaka yang lupa akan budi baik ibu yang telah mengdan ungnya, melahirkannya, dan merawatnya hingga ia tumbuh dewasa. Sungguh banyak tumpukan dosa pada tubuh ini. Banyak nikmatmu yang kami lalaikan dari bertafakkur dan mensyukuri. Apakah dengan air tetesan mata ini bisa mengampuni kelalaian kami? Ya rahman ya rahim jadikanlah hati ini hati yang ikhlas yang kan selalu bersyukur padamu, yang kan selalu mentafakkuri nikmatmu. Jadikanlah seluruh anggota tubuh ini tubuh yang beristiqomah dalam beribadah yang selalu tunduk atas perintah-perintahmu dan menjauhi laranganmu dan yang selalu berdzikir padamu di setiap saat dan dimana tempat. Jauhilah kami dari tulisan omongan yang kau murkai, yang selalu ingin berdakwah tanpa diri ini melakukannya sendiri. Ya Gaffar dzat yang selalu menerima taubat hambanya, hamba ingin selalu menjadi hamba yang selalu bertaubat padamu disetiap saat dan dimana tempat.
Di dalam melangkah aku bertafakkur, belajar meratapi hidup dengan sebuah mangkok, di dudukku aku termenung mentafakkuri nikmat yang kau berikan padaku. Sungguh kaya sebenarnya aku ini tak terlihat oleh siapa saja yang memandan gku, di keterlelapanku aku mendengar semua kegiatan rutinitas itu, ku lihatnya tak sanggup diri ini menatapnya. Seakan Sel-sel itu mengejariku dalam kegelapan cepat….sangat cepat ia mengejarku, ia pun menghadan gku tak tau hidan gan apa yang akan ia berikan padaku. Kenapa kau tidak bersyukur?ia bertanya padaku seperti halnya malaikat mungkar dan nakir yang berteriak seraya banyak menanyakan persoalan bagi pemaksiat. Sel itupun menjauh, jauh……jauh tak kulihatnya lagi. Sekarang aku seakan berada di sebuah tempat luas tanpa batas terang menderang tiada sedikit keremanganpun. Aku berdiri tapi tak menginjak, bawah? Sungguh dalam bawah aku lihat. Atas? Sungguh tinggi aku tatapnya. Ku pejamkan mata serentak tak bergerak dan ku pelakkan lagi. Masyaallah subhanallah sungguh Allah maha kaya tiada kaya yang membdan inginya. Sungguh adil keputusan-keputusan Allah itu. Aku tak sanggup menatap apa yang ada dihadapanku saat ini, sekujur tubuh ini bergetar tak kuasa melihat. Bibir ini bergerak hanya memuji kekuasaan Allah, seorang putri cantik……cantik yang tak kalah cantiknya dengan putri tercantik sebumipun. Hati ini tak rela melihat kulit tubuhnya yang sungguh sangatlah indah tuhan ciptakan tersinggah lalat. Subhanallah sungguh indah ciptaanmu ini, wajahnya yang mungil, lugu yang tak berdosa itu membuat bibirku selalu tersenyum kala melihatnya. Tangannya begitu lembut tidak selembut yang aku pernah memegangnya. Ia menarik aku dengan kemanjaannya, kegenitannya membuat aku lunglai tak ingat siapa diri aku sebenarnya. Seraya ingin berlari kecil mengajak aku pada sebuah tempat yang aku lihat itu sebuah istana yang tidak pernah aku lihat kemegahannya sebelumnya. Setelah lama berlari dengannya aku pun sampai depan istana yang penuh dengan kemegahan itu. Tak kan pernah aku lupakan memori itu dengannya, kan aku tulis dengan tinta emas pada batu yang kan aku ingatnya selalu. Aku melihat banyak gadis di luar istana itu, sungguh sulit aku tuk membdan ingkan kecantikan mereka satu persatu. Sebagian mereka menghampiriku dan bertanya pada putri disampingku, setelah banyak bertanya mereka pun mengajakku beranjak ke dalam istana, pintu itupun mereka bukanya dan sungguh besar pintu yang aku lihat ini. Tapi takjubnya, wah…..aku tidak tau lagi apa yang terjadi denganku. Aku sadar dari ketermenungan yang melayang kemana saja kan bersinggah, ya allah apa mimpi indah hamba yang sengsara ini kan tercapai? Dengan hati yang lapang, tulus serta ikhlas dalam menjalankan ma’ruf yang kau ajarkan, semoga kamu merahmati dan meridloi segala amal ibadah hambamu ini dan berada di lindunganmu.
Ya Allah hamba yang sengsara lagi berdosa ini datang pada istana kerajaanmu untuk meminta ampun atas segala dosa yang telah diperbuat. Jika kau tolak taubat hambamu ini kepada siapakah aku bertobat dan siapakah yang kan merahmati hamba selainmu? Tiada tuhan kecuali engkau yang esa yang tiada sekutu bagimu. Bagimu kerajaan yang tiada membandinginya bagi mu segala puji syukur hamba-hambamu yang saleh. Engkau yang menghidupkan mahluk-mahlukmu dan engkau pulalah yang mematikannya, engkau yang menguasai atas segala sesuatu yang ada di langit dan di bumi ini. Wahai dzat yang maha bijaksana, ku tawakkalkan segalanya padamu. Engkau mengetahui segala dosa yang samar dan segala dosa yang jelas.
Ya tuhanku aku tidak pantas untuk menjadi ahli penduduk surgamu7, yang kan menikmati 99 nikmat yang tidak kau berikan pada hambamu didunia bersama bidadari yang cantik. Dan aku tidak kuat jika aku harus merasakan panas api jahannam yang menyengat, yang tiada kebahagian menjadi penduduknya. Maka terimalah taubat hambamu ini dan ampunilah segala dosa, dosa-dosa hamba seperti banyaknya pasir, pasir yang menghampar di padan g ini. Maka terimalah taubatku wahai dzat yang maha agung. Umurku selalu berkurang dalam setiap hari sedan gkan dosaku terus bertambah tak terhitung.

Readmore.....

Minggu, 07 Juni 2009

Sarjana Rasa SMA


“Ada pertanyaan..........?” tanya seorang dosen kepada kami, para mahasiswa, setelah setengah jam berkomat kamit menghibahkan kaya ilmu dengan segala akting menariknya. Beliau adalah dosen yang ahli di bidangnya, tidak lebih dari ilmu beliau yang ada, sedikitpun. Kadang aku kagum dan bangga padanya tapi sekali lagi tidak lebih dari sebuah senyuman.
Senyum penuh makna yang mengisahkan berpuluh rasa yang terucing dalam kalbu, mengusik urat-urat yang menyelingkar, membuatnya beranalogi bahasa tubuh. Beliau tidak marah, tapi aku mengerti beliau sangat kesal. Diamnya yang memaku dan tak satu pun kata terucap, jelaslah itu sebuah tanda tak nyaman bagi seorang yang periang, yang menyengir tersenyum di setiap seluk ulasannya. Aku tersenyum kagum memaknainya.
Dengan gayanya beliau menghampiri meja dan kursi tepat di depan kami, kelompok mahasiswa yang rajin mengikuti mata kuliahnya, tidak lebih dari hanya mengikutkan raga saja, tanpa makna lugas yang teraup. Beliau mengacak kembali buku yang sedari tadi terbuka, sejak awal beliau membuka pertemuannya dengan salam.
Walau aku tak menatap dan meneliti beliau dari dekat, aku tahu beliau meneliti kami yang menjadi pendengar setianya yang seolah penyimak baik. Beliau berharap banyak kata yang terucap dari mulut kami, tanya demi tanya dan tanggapan yang menyeruak dari rongga dada kami demi aktifnya kelas. Tapi, sungguh dan sungguh ajaib, kelas yang tadi berisik, banyak cin cong tak bermanfaat. Kini menjadi sunyi, walau masih ada sedikit saja bisikan nyamuk nakal yang tak penting itu.
Entah apa yang kini akan terselubung dalam pikir dosen ahli senyum itu, beliau belum menampakkan tingkahnya yang menganalitik. Beliau masih sibuk mengusap kertas demi kertas yang terjejer rapi dalam sampul bukunya. Mencari sesuatu yang mungkin beliau belum pelajari semalam untuk mengajari mahasiswa ajaib ini.
Yah, dia kini hanya tersenyum tapi belum menatap kami. Lalu meletakkan bukunya yang membelah dengan pulpen pelan diatas meja. Dengan gayanya yang menarik lagi, beliau melepaskan kaca mata dari gelanggang daun telinganya, dan kemudian mengusap matanya pelan. Dan dengan cirri khasnya, beliau tersenyum dengan mata yang sedikit menyipit. Tapi senyum itu tidak ku suka sama sekali, mungkin juga semua mahasiswa di kelas ini. Karena senyum itu, senyum ejekan bagi kami mahasiswa dungu atau senyum seorang moralitas yang lupa dengan ilmu akhlaknya. Bersambung .......................

Percaya gak kamu, kalo emang ada sarjana rasanya SMA. Gak total seperti mahasiswa yang dianggap mandiri, sigap, tanggap, and lainnya. Malah ia seperti anak SMA yang masih merengek-rengek dengan tugas-tugas yang diberikan guru.
Aaduh...........kasihan juga ya..............!!
Baca kelanjutan kisahnya. NEXT TIME

Readmore.....

Jumat, 05 Juni 2009

Yang Tak Pantas


Tak pantaskah aku yang sendiri berarti bagi sekelumit ranah yang tak pernah ku kenal. Bodohkah diri jika tak paham keadaan ini??????????
Aduh......tak berartikah hamba ini??? dan berartikah aku????????????
kamu..........?????

Readmore.....

Rabu, 03 Juni 2009

Tangisku tuk Muhammad


Aku yang bersimpuh bersujud menangis padamu. Malam ini ku pasrahkan diri ini mengabdi di sisimu, menatap meratapi semua keadaan yang ada. Wahai tuhan yang menguasai tubuh yang lemah ini. Malam ini ingin hati ini mencurahkan segala keberatan yang kau tambatkan pada diri ini. Keinginan tuk selalu menjadi orang yang sempurna di jalanmu selamanya aku dambakan. Diri yang hina ini ingin menjadi diri Muhammad yang engkau dan malaikatmu selalu memujanya di setiap waktu. Sungguh benar diri ni tak sadar akan dirinya, tapi yang miskin ini tak kan pernah bosan dan tak kan pernah henti tuk mengemis rahmat padamu walau sampai air mata tak lagi menetes.
Wahai tuhan yang mendengar tangis jerit kesengsaraan ini. Ia Muhammad benar seorang figur diri ini yang membuat keambisian diri ini semakin sangat tuk selalu menjadi orang yang kau kagumi selalu. Dunia baginya permata yang indah yang tak kan pudar oleh debu yang menempel. Kelezatan, kemikmatan, keindahan, ketenangan, ketentraman semua itu ia rasakan. Seakan dunia ini adalah surga pertama sebelum surga yang sebenarnya di akhirat. Indah sifatnya membuat semua mahluk tuhan tertegun melihatnya, kagum dan terpesona padan ya. Wahai dzat yang menguasai diri yang indah itu. Lantunan kicauan burung yang menggema di pagi hari itu seakan bershalawat padan ya, gunung-gunung ingin menjadi pelindung baginya dari kejahatan para perusak. Begitu juga dengan langit ia ingin menjadi selimut yang kan menyelimutinya siang dan malam hari. Kerikil pun rela menjadi mas dan permata untuknya. Dan para sahabat yang rela mati demi melindunginya dan ingin selalu membuatnya nyaman. Semua mahluk tuhan yang ada di langit dan di bumi semua ingin selalu sibuk mengurusi kehidupannya, mereka ingin menjadi khadim baginya yang selalu bersamanya di tiap waktu.
Wahai dzat yang maha mengetahui apa yang akan terjadi.
Atas kuasamu hamba ini terlahir ke atas bumi, atas rahmat serta anugerah nikmat yang kau cukupi sampai sekarang ini aku tumbuh menjadi seorang yang dewasa. Atas akal pikiran yang kau anugerahkan padaku sehingga aku dapat berfikir. Atas kemurahanmu kau anugerahkan padaku tuk melihat. Tangan kaki yang kau anugerahkan padaku untuk aku gunakan dalam berbuat. Dan semua anggota yang kau anugerahkan dengan sempurna dan dengan manfaat tertentu. Apakah pantas yang dhalim ini dan lagi tidak bersyukur ingin menjadi seorang yang kau kasihani layaknya kau mengasihi diri Muhammad?.
Aku berlindung kepada tuhan (yang memelihara dan menguasai) manusia, raja manusia, sembahan manusia, dari kejahatan (bisikan) syetan yang biasa bersembunyi, yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia, dari (golongan) jin dan manusia . Ya Allah ya tuhan ku tempat aku bersimpuh berlindung dari nafsu yang tak pernah reda. Jangan kau jadikan anugerah yang kau berikan ini sesuatu yang membuat diri ini sesat dan lupa pada jalan ridhamu. Jangan kau jadikan akal pikiran yang kau anugerahkan ini seperti akal Hamman dan jauhkan dari pikiran yang menyesatkan diri pribadi dan orang lain hingga diri ini selalu maksiat padamu. Jangan jadikan hati ini penuh dengan riya’, ujub, takabbur, dan ketidak ikhlasan dalam beribadah padamu. Jadikan hati ini hati Muhammad yang bersih yang jauh dari penyakit hati, yang selalu ikhlas dalam beribadah, hati yang bisa berempati dan bersimpati pada orang lain yang sengsara dan tuntunlah hati ini pada jalan yang kau ridhai.
Ya Allah kau maha mengetahui apa saja yang akan aku perbuat esok begitu juga dengan hasilnya. Kau ciptakan dua mata hamba ini untuk aku gunakan melihat, melihat keindahan alam yang kau ciptakan. Jangan jadikan mata ini sumber riya’, ujub dan semua kemaksiatan lainnya. Pandan gan yang kedua itu jangan kau sempatkan pada mata ini. Dan lindungilah dari nafsu mata yang ingin selalu melihat kemaksiatan. Kedua tangan yang multifungsi ini, jadikan ia selalu ingin menabur kebaikan yang selalu ingin membantu orang lain yang sengsara lagi susah dan menjaga keutuhan maupun kemaslahatan bumi. Jangan kau jadikan tangan ini perusak bagi bumimu yang indah nan permai sehingga membuat semuanya rusak tak terkendali. Dan lindungilah kaki ini dari kaki yang selalu ingin melangkah pada jalan yang kau murkai, dan membuat diri ini rugi dalam menghabiskan masa hidupnya di dunia.
Ya rahman ya rahim dzat yang selalu mengkhabarkan kebahagian bagi orang yang beriman. Wahai tuhan yang menciptakan kaya dan miskin, senang dan sedih, bagus dan jelek dan semacamnya. Kau ciptakan negeri tercintaku ini dengan kekayaan alam yang melimpah dengan tanah yang subur dan dengan laut yang membentang luas . Keindahan alam yang kau juga ciptakan dengan mempesona. Wahai dzat yang maha indah, kau percikkan kenikmatan surgamu itu pada negeri ini. Sungguh atas kuasamu semua itu terjadi. Banyak negeri lain yang ingin menikmati dan memilikinya, korban nyawapun mereka tak perhitungkan. Akhirnya atas kuasamu semua itu berakhir dengan sebilah senjata yang tidak lain bambu yang meruncing . Tapi entah kenapa setelah semuanya berakhir dan Indonesia tercinta ini menjadi Negara yang merdeka, sampai saat sekarang ini negeri ini masih terbelenggu dengan kemiskinan dan keterpurukan.

Readmore.....

Selasa, 02 Juni 2009

Musim gugur


Jiwaku seolah terkubur dalam kata-katanya
Kata yang indah yang menusuk kalbu cendi suciku
Raut pesona mungil wajahnya mencengkram urat-urat pikirku
Otakku pun penuh akan bayang gambar cantiknya
Mataku terperanjat untuk selalu melihatnya
Melihat cinta itu tumbuh di musim gugur.

Readmore.....