by. Ahmad Fauzi
Seumpama pelangi itu terbang, menghiasi tabur tatapku memandang, mungkin engkau sepertinya. Sayang, pelangi itu tak bisa terbang, ia membujur kaku di pijakannya. Tapi ia adalah ia, ia yang mewarnai hidup dengan siluit keindahannya yang menawan. Yah, engkau masih sepertinya. Engkau yang indah, mengindahkan segala serpihan tatapku memandang.
Kau bahagia, kau tertawa, kau menangis dan kau sedih, aku hanya bisa menatapmu tanpa sesuatu yang bisa ku lukiskan untukmu, untuk kau perhatikan dariku. Seandainya adalah kata yang tak mungkin ku ucap lagi menerawang keindahanmu. Cabikan kata itu terlalu banyak membekas di eluh aura hati yang membesing curahan kasih dari cinta.
Minggu, 31 Mei 2009
Tangis Wajah Embun
Diposting oleh Syakhel di Minggu, Mei 31, 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar